KATANEWS.ID, Palembang – Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Ketenagakerjaan menggelar focus group discussion (FGD) Evaluasi Penurunan Angka Pengangguran di Palembang. Acara dipusatkan di Hotel Arista, Jumat (1/11/2024), dan dibuka secara resmi oleh Kepala Bappeda dan Litbang, Harrey Hadi, mewakili Pj Wali Kota Palembang.
Peserta FGD terdiri dari berbagai stakeholders terkait, antara lain perwakilan APJATI, Kementerian Perlindungan Tenaga Kerja Migran Indonesia, Badan Intelijen Strategis Nasional, Imigrasi Kelas 1A, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, dan perwakilan OPD terkait.
Dalam sambutannya, Pj Wali Kota Palembang menyatakan bahwa ada sejumlah persoalan penyebab pengangguran terbuka atau TPT. “Seperti kemampuan atau skill pencari kerja yang tidak sesuai kebutuhan pasar kerja,” ujar Damenta melalui Harrey. Selain itu, masih kurangnya kesadaran pihak perusahaan untuk melapor ke dinas tenaga kerja perihal penempatan dan penerimaan tenaga kerja, serta rendahnya kesadaran pengusaha dalam pelaksanaan peraturan-peraturan di bidang tenaga kerja.
“Faktor lainnya, kurangnya kesadaran angkatan kerja (pengangguran) untuk membuat kartu pencari kerja,” kata Harrey. Ia melanjutkan, berdasarkan data statistik, sebanyak 1,60 juta orang atau 36,59 persen bekerja pada kegiatan formal. Angka tersebut cenderung stabil tetapi mengalami sedikit penurunan sebesar 0,02 persen poin dibandingkan 2023.
Jumlah angkatan kerja berdasarkan survei angkatan kerja nasional pada Februari 2024 sebanyak 4,6 juta orang, naik 62,6 ribu orang dibandingkan 2023. Sementara itu, tingkat partisipasi angkatan kerja naik sebesar 0,02 persen poin, dan tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2024 sebesar 3,97 persen, mengalami penurunan sebesar 0,56 persen dibandingkan 2023.
“Salah satu upaya untuk mengurangi pengangguran adalah menumbuhkembangkan entrepreneurship atau kewirausahaan di generasi muda. Hal ini butuh kerja sama dengan semua pihak, terutama dunia pendidikan,” kata Harrey. Ia juga mengapresiasi Disnaker Palembang yang menggagas FGD ini.
“Rapat evaluasi ini sangat penting, di mana pihak terkait berkoordinasi untuk mengetahui hambatan dan kendala yang dihadapi dalam penurunan angka pengangguran,” ujar Harrey Hadi.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Palembang, Rediyan Deddy Umrien, menyampaikan bahwa pengangguran terbuka di Palembang juga dipicu oleh banyak pencari kerja yang memilih-milih atau selektif dalam mencari kerja. “Terutama dari lulusan universitas. Mereka juga melihat upah dari kerja yang ditawarkan dan mencari yang sesuai,” kata Rediyan.
Faktor lain terjadinya TPT, lanjut Rediyan, adalah banyak tamatan SMA yang tidak memiliki skill, sehingga sulit bersaing di dunia kerja. “Solusinya perlu peningkatan keahlian melalui pelatihan-pelatihan,” katanya.
Terkait hal ini, Rediyan menyebutkan pihaknya telah memberikan pelatihan kepada 700 pencari kerja untuk pembekalan keterampilan kerja. Selain itu, Disnaker juga menggelar bursa kerja untuk menyerap pencari kerja. “Tahun kemarin kita buka untuk 5.000 lowongan, tahun depan target kita meningkat, paling tidak sama,” kata Rediyan.
Ia menambahkan, jika TPT menurun, maka akan berdampak positif pada kasus stunting dan kemiskinan ekstrem yang jadi salah satu fokus pemerintah saat ini. “Stunting dan kemiskinan ekstrem itu akibat tingginya angka pengangguran. Sebab, jika seseorang tidak bekerja, bagaimana untuk memenuhi kebutuhan dan sebagainya,” ujar Rediyan.
Dia melanjutkan, FGD hari ini bertujuan mendengarkan aspirasi, masukan, dan solusi untuk menurunkan tingkat pengangguran terbuka atau TPT di Palembang. (ril)