Kinerja Bank Mandiri Tumbuh Sejalan Perkembangan Layanan wholesale

PALEMBANG | Tahun ini menjadi tahun menggembirakan bagi PT Bank Mandiri Tbk. Emiten berkode saham BMRI itu, terdongkrak kinerjanya berkat ekonomi negeri ini yang bergeliat pasca Pandemi. Salah satu penyokong terbaiknya adalah layanan wholesale BMRI yang kian memudahkan nasabah.

Sigit Prastowo, Direktur Keuangan Strategi Bank Mandiri mengungkapkan, adanya Pandemi telah mengubah banyak hal, termasuk kebiasaan nasabah dalam bertransaksi.

“Ini memaksa nasanah yang tadinya ke kantor cabang, dipaksa pindah ke layanan digital. Makanya kami bagun Kopra by Mandiri, sebagai jawaban atas kebutuhan nasabah. Nah, ketika kondisi sudah pulih seperti sekarang, ternyata jumlah nasabah yang stay di layanan digital, tetap banyak,” ini diungkapkan Sigit dala Publik Expose 2022, PT Bank manndiri Tbk

Atas dasar ini pula layanan di kantor cabang Bank Mandiri, juga ditingkatkan ke smart branch. Bulan lalu sudah sekitar 240 kantor cabang di konversi ke smart branch.

“Jadi nasabah bisa melakukan transaksi sendiri karena ada layanan via Livin dan Kopra. Sehingga cabang yang tidak dibutuhkan dijadikan fungsi lain yang lebih produktif,” jelas Sigit.

Sigit menambahkan, pada semester I 2021 jumlah transaksi melalui Kopra hanya 189 juta, kemudian naik 72 persen menjadi 326 juta di semester I 2022.

Demikian pula untuk nilai transaksi e-FX tumbuh 93 persen diperiode yang sama menjadi USD 6,2 miliar. Transaksi trade amd bank guarantee naik 44 persen menjadi Rp 394 triliun dan nilai transaksi Cash Management tumbuh 27 persen Rp 6.354 triliun.

Bahkan, transaksi di Livin jauh lebih besar dibandingkan via ATM. Jumlah transaksi di ATM sampai tw II 2022 sebanyak 259 juta transaksi senilai Rp 205 triliun. Sementara di Livin sebesar 464 juta transaksi atau senilai Rp 578 triliun.

Sedangkan , Ahmad Sidik Badruddin, Direktur Manajemen Resiko mengatakan, kinerja Bank Mandiri sampai semester I 2022 ini alami kenaikan. Laba bersih BMRI tumbuh 61,7 persen yoy senilai Rp 20,2 triliun. Total aset perseroan tumbuh 10 persen menjadi Rp 1.786 triliun.

Total DPK naik 12,8 persen menjadi Rp 1.318 triliun. PPOP juga terkerek naik 22 persen jadi Rp 35,4 triliun. Rasio NPL terjaga di 2,42 persen. Sementara pertumbuhan kredit 12,2 persen Rp 1.786 triliun.

“Adanya kenaikan harga BBM tidak akan berpengaruh signifikan terhadap kinerja Bank Mandiri. Pemerintah telah memproyeksi inflasi akan naik di 6,24 persen. Namun di tahun depan akan turun di 4 persen. Begitupun acuan rate BI rate akan alami kenaikan 100 BPS menjadi 4,75 persen hingga akhir tahun ini,” jelas Sidik.

Sedangkan untuk restrukturisasi kredit sebagai dampak Pandemi yang tidak akan diperpanjang pemerintah di Maret 2023, juga tidak akan berdampak bagi Bank Mandiri.

“Kami sudah siap mengatasi hal ini dengam melakukan langkah pencadangan di tahun depan,” sebutnya. (lya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *