Anita menambahkan mahasiswa dan pemuda adalah agen perubahan yang memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam pengembangan UMKM. Dengan semangat inovasi dan kreativitas yang dimiliki, saya yakin mereka dapat membawa UMKM Sumsel ke level yang lebih tinggi, khususnya dalam pemanfaatan teknologi digital.
Talkshow ini menghadirkan beberapa narasumber yang kompeten di bidangnya, termasuk pakar digital marketing, pelaku UMKM sukses, dan akademisi. Diskusi panel diawali dengan paparan mengenai pentingnya digitalisasi bagi UMKM oleh Dr. Andi Santoso, seorang pakar digital marketing yang telah berpengalaman dalam membantu berbagai UMKM untuk go digital.
Dr. Andi Santoso menjelaskan, “Digitalisasi bukan hanya tentang memiliki akun media sosial atau situs web, tetapi juga tentang bagaimana memanfaatkan data dan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional bisnis. UMKM yang berhasil menerapkan strategi digital akan memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan.”
Selanjutnya, Ibu Rina Wijayanti, seorang pelaku UMKM sukses di bidang fashion yang telah berhasil mengembangkan bisnisnya melalui platform e-commerce, berbagi pengalamannya. “Awalnya, saya ragu untuk memulai bisnis secara online karena tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang teknologi. Namun, dengan belajar dan mengikuti berbagai pelatihan, saya berhasil mengembangkan bisnis saya hingga dapat menjangkau pasar nasional bahkan internasional,” kata Rina.
Ibu Rina menambahkan, “Saya berharap pengalaman saya ini dapat menginspirasi para mahasiswa dan pemuda untuk tidak takut berinovasi dan memanfaatkan teknologi dalam mengembangkan bisnis. Digitalisasi membuka banyak peluang baru yang tidak terbatas oleh waktu dan tempat.”
Selain itu, talkshow ini juga membahas mengenai pemberdayaan dan pendampingan bagi UMKM, terutama dalam hal akses permodalan dan pelatihan. Ibu Siti Nurhayati, seorang akademisi dari Universitas Sriwijaya, menjelaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, akademisi, dan pelaku bisnis dalam mendukung pengembangan UMKM.
“Pemerintah perlu menyediakan akses permodalan yang lebih mudah dan terjangkau bagi UMKM, sedangkan akademisi dapat berperan dalam memberikan pelatihan dan pendampingan. Dengan kolaborasi yang baik, kita dapat menciptakan ekosistem yang kondusif bagi perkembangan UMKM di Sumatera Selatan,” ujar Siti.
Acara ini juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa dan pemuda untuk berinteraksi langsung dengan para narasumber melalui sesi tanya jawab. Beberapa mahasiswa yang hadir mengajukan pertanyaan seputar tantangan yang dihadapi dalam proses digitalisasi UMKM dan strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasi hambatan tersebut.
Seorang mahasiswa dari Universitas Bina Darma, Andi Pratama, bertanya, “Apa saja tantangan terbesar yang dihadapi oleh UMKM dalam proses digitalisasi dan bagaimana cara mengatasinya?” Dr. Andi Santoso menjawab, “Tantangan terbesar biasanya adalah kurangnya pengetahuan dan sumber daya untuk memulai. Untuk mengatasinya, UMKM perlu mengikuti pelatihan dan memanfaatkan berbagai platform digital yang sudah tersedia. Selain itu, kolaborasi dengan pihak lain seperti mahasiswa yang memiliki pengetahuan teknologi juga dapat menjadi solusi.”
Di penghujung acara, Ibu Dr. Hj. R.A. Anita Noeringhati memberikan penghargaan kepada beberapa mahasiswa dan pemuda yang telah menunjukkan inisiatif dan kontribusi nyata dalam pengembangan UMKM berbasis digital. “Penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi kami kepada para pemuda yang telah berperan aktif dalam mendukung perkembangan UMKM di Sumatera Selatan. Semoga ini dapat menjadi motivasi bagi yang lain untuk terus berinovasi dan berkontribusi,” tuturnya. (ADV)