Dubes Bicara Aturan Hijab di Iran soal Demo Mahsa Amini

JAKARTA | Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Azad, membeberkan aturan pemakaian hijab di Iran usai ramai protes kematian Mahsa Amini.

“Memang banyak tipe orang menggunakan hijab, ada yang mengenakan jilbab, syal, cadar, dan orang mentaati peraturan hijab,” kata Azad saat ditanya bagaimana aturan pakaian dan jilbab secara rinci sesuai undang-undang di Iran, dalam konferensi pers di Jakarta Pusat, Rabu (19/10) malam.

Ia kemudian berujar, “Ada yang menggunakan hijab agak ketat, ada yang longgar.”

Namun, Azad tak menjelaskan batasan penggunaan hijab dan pakaian yang dilarang pemerintah secara rinci. Ia hanya menegaskan bahwa pelepasan hijab melanggar aturan.

“Saya harus sampaikan melepas hijab secara keseluruhan adalah hal yang bertentangan dengan peraturan,” ujar dia lagi.

Aturan wajib mengenakan hijab di Iran muncul pada 1979. Namun, kebijakan ini baru disahkan sebagai undang-undang pada 1983.

Menurut Azad, mayoritas warga Iran sepakat terhadap aturan ini.

Aturan pemakaian jilbab di Iran menjadi sorotan usai kematian Mahsa Amini pada 16 September lalu.

Sebelum meninggal, ditangkap polisi moral. Ia diduga mengalami penyiksaan dan kekerasan dari aparat penegak aturan sosial itu.

Kematian dia pun memicu gelombang demonstrasi di Iran bahkan hingga menjadi kerusuhan.

Mereka yang turun ke jalan menuntut keadilan dan menyuarakan kebebasan yang semakin terkikis di negara Timur Tengah itu.

Para pedemo di Iran juga menyampaikan protes dengan berbagai aksi. Mulai dari melepas hijab di ruang publik hingga mencukur habis rambut.

Dalam kesempatan ini, Azad membantah Amini meninggal karena kekerasan.

“Beberapa hari lalu, 19 spesialis hadir di parlemen Iran. Mereka menyatakan Amini meninggal bukan karena kekerasan maupun pemukulan, melainkan Amini mengalami jejak gangguan otak sehingga meninggal dunia,” ujar dia.

Ia juga menyalahkan Barat dan rezim Zionis sebagai dalang atas kerusuhan yang mengguncang Iran.

Terpisah, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei menegaskan kerusuhan yang terjadi di negaranya telah direncanakan sebelumnya oleh Barat.

Khamenei menilai, jika Amini tak meninggal pihak musuh akan mencari alasan untuk mengacaukan Iran

Selain itu, Khamenei juga menyatakan beberapa orang yang menggelar aksi adalah sisa-sisa oknum yang sebelumnya mendapat pukulan dari Iran.

Misalnya kelompok teroris Mujahidin e-Khalq Organization (MKO), kelompok separatis Kurdistan, dan kelompok monarki, dan kelompok yang berafiliasi dengan ISIS, Takfiri.

Sumber:CNN Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *