The Fed Berpotensi Tahan Diri, Rupiah Menguat Tipis di Level Rp15.343

JAKARTA | Nilai tukar rupiah berada di level Rp15.343 per dolar AS pada Kamis (13/10) di perdagangan pasar spot pada Kamis (13/10) pagi. Mata uang Garuda menguat 13 poin atau 0,08 persen dari posisi sebelumnya.

Mayoritas mata uang di kawasan Asia pun terpantau bergerak di zona hijau. Tercatat baht Thailand menguat 0,03 persen, yuan China menguat 0,03 persen, dan yen Jepang menguat 0,05 persen.

Lalu, dolar Singapura dan rupee India masing-masing menguat 0,06 persen dan 0,01 persen. Sedangkan, won Korea Selatan stagnan.

Mata uang utama negara maju juga tampak menguat. Tercatat franc Swiss menguat 0,04 persen, euro Eropa menguat 0,2 persen, dan dolar Kanada menguat 0,04 persen. Sedangkan, poundsterling Inggris melemah 0,05 persen.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan rupiah masih berpeluang menguat hari ini. Pasalnya, notulen rapat bank sentral AS (The Fed) menunjukkan bahwa para petinggi menginginkan pengambilan keputusan pengetatan moneter mempertimbangkan risiko perlambatan ekonomi AS.

Menurutnya, hal ini memberikan kesan ke pasar bahwa The Fed mungkin akan menahan diri melakukan pengetatan moneter yang agresif.

“Dan indikasi tersebut membantu pelemahan dolar AS untuk sementara,” kata Ariston kepada CNNIndonesia.com.

Di sisi lain, beberapa sentimen negatif terkait potensi resesi masih memberikan tekanan ke aset berisiko, termasuk rupiah. seperti pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi global oleh IMF, perang Rusia-Ukraina yang masih berlanjut, dan inflasi global yang terus meningkat.

Kondisi tersebut, kata Ariston, memberi peluang pelemahan rupiah kembali.

Ia memproyeksikan rupiah bergerak di kisaran Rp15.300 sampai Rp15.380 per dolar AS pada hari ini.

Sumber:CNN Indonesia