Gejala Penyakit Ginjal Misterius, Harus Berapa Kali Kencing Sehari?

JAKARTA | Berkurangnya intensitas buang air kecil jadi salah satu gejala penyakit ginjal misterius yang menyerang banyak anak di Indonesia. Normalnya, berapa hari anak kencing dalam sehari?

Penyakit ginjal misterius merujuk pada menurunnya fungsi ginjal secara tiba-tiba. Secara medis, penyakit ini dikenal dengan istilah gangguan ginjal akut progresif atipikal.

Dokter spesialis anak konsultan Henny Adriani mengatakan bahwa penyakit ini berkembang dengan cepat. Pasien juga umumnya mengalami perburukan yang lebih cepat dari biasanya.

“Yang menarik adalah perjalanan penyakitnya. Cepat, mendadak, perburukannya juga cepat. Itu yang membuat kami, sebagai dokter anak, menganggap ini [gangguan ginjal akut] sebagai sesuatu yang tidak biasa,” ujar Henny, dalam siaran di kanal YouTube Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Senin (10/10).

Misterius pada Anak

Sampai saat ini masih belum diketahui pasti penyebab dari penyakit ginjal misterius ini. Yang jelas, diperkirakan ada sebanyak 100 anak di Indonesia yang terkena penyakit ini sepanjang 2022.

Perhatikan intensitas kencing anak

Henny mengatakan, penyakit ini ditandai oleh frekuensi buang air kecil pada anak yang menurun drastis.

“Gejala sebetulnya sama [dengan penyakit ginjal lainnya], selalu dimulai dari produksi urine yang menurun, kemudian tidak kencing sama sekali,” ujar Henny.

Lantas, berapa kali anak harus kencing dalam sehari?

Intensitas buang air kecil pada anak yang sudah melewati usia bayi umumnya tidak terlalu sering. Henny mengatakan, umumnya anak perlu buang air kecil 5-6 sekali dalam sehari.

“Kalau lebih sedikit, maka kita harus berpikir,” ujar Henny. Jika dihitung, setidaknya anak perlu buang air kecil setiap 3-4 jam sekali.

Henny menjelaskan, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan produksi urine berkurang. Salah satunya adalah kekurangan asupan cairan.

Selain itu, pengeluaran cairan berlebih juga bisa menurunkan intensitas buang air kecil. Misalnya saat anak sedang mengalami demam atau cuaca yang panas. Kedua kondisi tersebut membuat anak mengeluarkan cairan berlebih lewat keringat.

Yang lebih parah, penyebabnya adalah masalah di dalam ginjal yang menyebabkan produksi urine berkurang.

Selain produksi urine yang berkurang, ada lagi beberapa gejala lain yang menandakan penyakit ginjal misterius pada anak. Beberapa gejala ini, menurut Henny, banyak ditemukan pada kasus di Indonesia. Berikut di antaranya:

– demam,

– diare,

– muntah,

– gejala saluran napas seperti batuk dan pilek.

Sumber:CNN Indonesia